Minggu, 07 November 2010

Ilmu Pendidikan

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan Islam tidak semata – mata bersasaran keagamaan, akan tetapi diharapkan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan, dapat mengembangkan ilmu pengeetahuan dan meningkatkan status ekonomi dan sosisl, sehingga umat islam dapat mandiri, mencapai keselamatandan kebahigian dalam kehidupan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkeperibadian muslim, menguasai dan mengembangkan iptek dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka kurikulum pendidikan islam harus mencakup semua aspek yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kurikulum berfungsi untuk menyediakan program pendidikan yang relevan dalam mencapai tujuan akhir pendidikan.
Kurikulum merupakan factor yang sangat pentingdalam proses pendidikan islam yang dilakukan oleh lembaga pendidikan islam. Segala hal yang harus di pahami, diketahui, dihayati, serta dilaksanakan oleh peserta didik harus ditetapkan dalam kurikulum. Hal tersebut berarti segala hal yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, harus dijabarkan dalam kurikulum.
Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.


A. Pengertian Kurikulum
Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistic pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Jadi kurikulum disini berarti suatu jarak perlombaan yang harus ditempuh oleh para pelari. Perkembangan selanjutnya kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran.
Dalam pandangan lama kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan – tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan menurut pandangan modern kurikulum tidak sekedar rencana pelajaran. Ahmad Tafsir mengemukakan kurikulum sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa. Selanjutnya Jalaludin mengemukakan ada empat aspek kurikulum yaitu :
a. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai
b. Materi atau bahan yang akan diberikan
c. metode yang dipakai dalam menyampaikan
d. penilaian yang dilakukan.
Kurikulum diartikan sebagai suatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan disekolah. Penekanan terletak pada pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah pengawasan atau pengarahan sekolah. Materi pelajaran, metode yang digunakan harus relevan dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga dapat dilakukan penilaian secara obyektif.
Dengan demikian aspek yang tercakup dalam kuriklum semakin luas, mencakup semua pengamalan sejauh yang terjangkau pengawasan sekolah.. proses pendidikan disekolah tidak hanya didalam kelas, akan tetapi juga dalam pergaulan peserta didik, kegiatan olahraga, pramuka, laboratorium, dan sebagainya yang diorganisir oleh sekolah.
Armai Arief menjelaskan kurikulum pendidikan islam adalah jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya, untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anak didik. Selain itu kurikulum di pandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Makna kurikulum pendidikan islam merupakan pengertian yang dapat disamakan dengan pengertian kurikulum secara umum dengan memberikan titik fokus kepada nilai – nilai islami untuk mencapai tujuan pendidikan islam, baik di lingkungan in formal, formal maupun non formal.

B. Landasan Kurikulum Pendidikan Islam
Hakikat kurikulum menentukan jalannya suatu proses pendidikan. Kurikulum dapat menentukan tingkat kualitas pendidikan yang ingin dicapai. Dalam membuat kurikulum harus membuat landasan berpijak, sehingga kurikulum tersebut sejalan dengan filosofis, psikologis, dan sosial budaya masyarakat.
S. Nasotion mengemukakan dalam penyusun kurikulum biasanya didasarkan pada asas atau dasar – dasar :
a. asas filosofis
b. asas psikologis
c. asaa sosiologis
d. asas organisatoris
Dari pendapat tersebut menunjukan ciri khas kurikulum pendidikan islam tidak dapat terlepas dari nilai-nilai islami, dimana hal ini juga berdasarkan asa filosofis, asas psikologis berarti dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan dan perkembangan kpribadian dan kebutuhan anak. Dengan demikian guru dapat membuat strategi belajar yang efektif untuk mudah dipahami oleh peserta didik. Asas sosiologis berarti dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan kepentingan masyarakat. asas organisatoris yaitu bentuk penyajian bahan pelajaran yang memperhatikan bentuk pola organisasi kurikulum.


Dilihat dari organisasi kurikulu, ada tiga pola atau bentuk kurikulum, yakni :
 Saparated Subject Curriculum
 Correlated Curriculum
 Integrated Curriculum

1. Saparated Subject Curriculum
Dalam Saparated Subject Curriculum bahan dikelompokan pada mata pelajaran yang sempit, dimana antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain menjadi terpisah- pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Bentuk kurikulum dapat digambarkan sebagai berikut :






Ada beberapa keuntungan dari yang diperoleh dari bentuk kurikulum semacam ini, antara lain :
 penyajian bahan pelajaran dapat disajikan/disusun secara logis dan sistematis
 organisasinya sederhana
 mudah dievaluasi dan dites
 lebih mudah digunakan guru
 lebih tersusun dan sistematis
Sedangkan kelemahan dari bentuk kurikulum ini adalah :
 bentuk mata pelajaran yang terpisah
 tidak memperhatikan masalah-masalah sosia yang dihadapi
 kurang memperhatuikan faktor-faktor kejiwaan peserta didik
 tujuan kurikulum ini sangat terbatas
 kurang mengembangkan kemampuan berpikir.

2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Hubungan (korelasi)antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan secara :
 Insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran. contohnya, pelajaran geografi, juga di bicarakan masalh sejarah,ilmu hewan.
 hubngan yang lebih erat
 batas mata pelajaran disatukan dan di fungsikan, yakni dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, yang disebut dengan broad field.







Gambar Correlated Curriculum
Bentuk board field mempnyai kelebihan sebagai berikut :
 menunjukan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik
 dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadapadanya hubungan antara berbagai mata pelajaran
 pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mendalam
 adanya kemungkinan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
 lebih mengutamakan pada pemahaman dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta
Selain itu, broad field juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut :
 bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta didik
 pengetahuan yang diberikan tidak mendalam
 urutan penyusun dan penyajian tidak secara logis dan sistematis
 kebanyhak di antara para pendidik tidak atau kurang menguasai antar disiplin ilmu, sehingga dapat mengaburkan pemahaman peserta didik.
3. Integrated Curriculum
Dalam Integrated Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suat masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang yang mengacu pada topik tertentu.
Apa yang disajikan disekolah, disesuaikan dengan kehidupan peserta didik diluar sekolah. Pelajaran di sekolah pembantu peserta didik dalam menghadapi berbagai persoalan diluar sekolah, biasanya bentuk kurikulum semacam ini dilandaskan melaluipelajaran unit, dimana suatu unit mempunyai tujuan yang mengandungmakna bagi peserta didik yang di tuangkan dalam bentuk masalah. Untuk memecahkan masalah, peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya.
Contoh bentuk kurikulum ini dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut :










Kelebihan atau menfaat dari kriklum Integrated Curriculum adalah :
 segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat berkaitan erat
 sabgat sesuai dengan perkembnagan modern
 memungkin adanya hubungan antar sekolah dan masyarakat
 sesuai dengan demokrasi
 penyajian di sajikan sesuai dengan kemampuan individu, atau minat
Kelemahan-kelemahan Integrated Curriculum adalah
 guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini
 organisasinya tidak logis dan kurang sistematis
 terlalu memberatkan tugas-tugas guru
 kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum
 peserta didik dianggap tidak ikut serta dalam menentukan kuriklum
 sarana dan prasarana yang krang memadai.

C. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Dalam menyusun kurikulum pendidikan islam sebaiknya menggunakan bentuk correlated curriculum, yang mengintegrasikan semua mata pelajaran dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Keberadaan kurikulum hanya merupakan acuan dasar (sebagai bahan mentah) yang dijadikan bahan dasar dalam proses pembelajaran supaya lebih terarah. Acuan materi yang dikandung harus mampu menyentuh seluruh kepentingan, dimensi, visi, dan potensi peserta didik secara utuh dan bersifat universal.
Dengan demikian kurikulum pendidikan islam, harus memandang materi yang terdapat didalamnya, merpakan suatu jaringan yang senantiasa berhubungan antara satu dengan yang lainnya secara utuh dan saling ketergantungan. Oleh karena itu, pendidikan islam tidak mengenal dikotomi dalam kandungan kurikulumnya, sebagaiman terjadi dalam sistem pendidikan nasional kita sekarang ini.
Al-Ghazali berpendapat bahwa dalam kurikulum pendidikan islam terdapat dua ilmu pokok yang dijadikan materi kurikulum pendidikan islam yaitu ilmu-ilmu fardhu’ain dan ilmu-ilmu fardhu’kifayah
Ilmu-ilmu fardhu ain yang wajib dipelajari oleh semua orang islam meliputi, ilmu-ilmu agama yang bersumber dari katab suci Al-Qur’an. Materi kurikulum pendidikan islam harus bersumberkan pada Al-Qur’an dan as-Sunah. Ilmu-ilmu fardhu kifayah, yaitu ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan duniawi, seperti, matematika, fisika, kimia, dan lain sebagainya. Hal tersebut wajib dipelajari oleh semua umat islam sesuai dengan tugasnya sebagai khalifah Allah dimuka bumi yang wajib memakmurkan bumi.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, maka dalam kurikulum pendidikan islam harus tercermin identitas Al-Qur’an yang tidak memisahkan ilmu secara dikotomi antara kepentingan agama dan kepentingan dunia. Diharapkan kurikulum pendidikan islam mampu memadukan kedua ilmu tersebut secara selaras dan seimbang.
Materi-materi yang diuraikan Allah dalam kitab suci Al-Qur’an menjadi bahan pokok pelajaran yang disajikan dalam proses pendidikan islam, baik secara formal, non formal, maupn informal. Model pembelajaran dalam lembaga pendidikan islam terpadu dan dirancang sedemikian rupa sebagai model;-padu, yang di harapkan mampu memudahkan ilmu-ilmu umum dan ilmu agama.
Abdurahman al-Nahlawi mengemukakan ada sepuluh prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan islam :
a. fitrah manusia
b. tujuan pendidikan islam
c. priode perkembangan peserta didik
d. kepentingan masyarakat
e. terstruktur dan terorganisasi secara integral
f. realistis
g. metode yang digunakan hendaknya fleksibel
h. efektif
i. memperhatikantingkat perkembangan peserta didik
j. memperhatikan aspek-aspek alamiah islami
Kesepuluh prinsip tersebut sejalan dengan apa yang menjadi landasan kurikulum. dalam mengembangkan kurikulum harus sejalan dengan fitrah manusia, agar tetap berada dalam kesuciannya dan tidak menyimpang dari tujuan pendidikan islam. Kurikulum dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode yang dapat dipergnakan sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga efektif untuk mencapai tingkah laku dan emosi yang positif.
Selanjutnya Arifin mengemukakan prinsip-prinsip penyusun kurikulum pendidikan islam dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses/thruput


Al-Qur’an Produk(hasil)
Hadits yang diharapkan



sumber/bahan output

input




feedback (umpan balik)

Dengan memperhatikan agar diatas menunjukan bahwa semua materi pelajaran (ilmu-ilmu umum) harus berdasarkan dan dihubungkan dengan al-Qur’an dan al-Hadits dalam proses pembelajarannya. Agar dapat berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut, kurikulum yang harus yang mengandung nilai-nilai islami yang intrinsik dan ekstrinsik mampu merealisasikan tujuan. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan islam harus saling berkaitan dan saling menjiwai dalam mencapai produk yang dicita-citakan.
Dari beberapa prinsip yang ditawarkan tersebut diatas, bentuk kurikulum yang tepat untuk mengayomi seluruh muatan dalam pendidikan islam adalahbentuk intergrated kurikulum. Dengan bentuk yang demikian akan membantu peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal. Disisi lain peserta didik mampu menemukan arah pengembangan fitrahnya dan potensi kemanusian yang paling tepat bagi menumbuh kembangakan fungsi dan tugas kekhalifaan dimuka bumi yang akan dipertanggung jawabkanya baik kepada Allah SWT mapun kepada semua umat manusia dan alam sekitar.
Untuk mengandung langkah tersebut tentunya perlu adanya dukungan dari berbagai pihak dalam memformulasikan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Politik pemerintah sangat menentukan dalam merealisasikan langkah tersebut, karena kebijakan politik suatu negara merupakan aspek yang cukup penting dalam upaya menata sistem pendidikan islam yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar