Minggu, 07 November 2010

Ilmu Pendidikan

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan Islam tidak semata – mata bersasaran keagamaan, akan tetapi diharapkan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan, dapat mengembangkan ilmu pengeetahuan dan meningkatkan status ekonomi dan sosisl, sehingga umat islam dapat mandiri, mencapai keselamatandan kebahigian dalam kehidupan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkeperibadian muslim, menguasai dan mengembangkan iptek dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka kurikulum pendidikan islam harus mencakup semua aspek yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kurikulum berfungsi untuk menyediakan program pendidikan yang relevan dalam mencapai tujuan akhir pendidikan.
Kurikulum merupakan factor yang sangat pentingdalam proses pendidikan islam yang dilakukan oleh lembaga pendidikan islam. Segala hal yang harus di pahami, diketahui, dihayati, serta dilaksanakan oleh peserta didik harus ditetapkan dalam kurikulum. Hal tersebut berarti segala hal yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, harus dijabarkan dalam kurikulum.
Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.


A. Pengertian Kurikulum
Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistic pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Jadi kurikulum disini berarti suatu jarak perlombaan yang harus ditempuh oleh para pelari. Perkembangan selanjutnya kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran.
Dalam pandangan lama kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan – tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan menurut pandangan modern kurikulum tidak sekedar rencana pelajaran. Ahmad Tafsir mengemukakan kurikulum sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa. Selanjutnya Jalaludin mengemukakan ada empat aspek kurikulum yaitu :
a. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai
b. Materi atau bahan yang akan diberikan
c. metode yang dipakai dalam menyampaikan
d. penilaian yang dilakukan.
Kurikulum diartikan sebagai suatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan disekolah. Penekanan terletak pada pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah pengawasan atau pengarahan sekolah. Materi pelajaran, metode yang digunakan harus relevan dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga dapat dilakukan penilaian secara obyektif.
Dengan demikian aspek yang tercakup dalam kuriklum semakin luas, mencakup semua pengamalan sejauh yang terjangkau pengawasan sekolah.. proses pendidikan disekolah tidak hanya didalam kelas, akan tetapi juga dalam pergaulan peserta didik, kegiatan olahraga, pramuka, laboratorium, dan sebagainya yang diorganisir oleh sekolah.
Armai Arief menjelaskan kurikulum pendidikan islam adalah jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya, untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anak didik. Selain itu kurikulum di pandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Makna kurikulum pendidikan islam merupakan pengertian yang dapat disamakan dengan pengertian kurikulum secara umum dengan memberikan titik fokus kepada nilai – nilai islami untuk mencapai tujuan pendidikan islam, baik di lingkungan in formal, formal maupun non formal.

B. Landasan Kurikulum Pendidikan Islam
Hakikat kurikulum menentukan jalannya suatu proses pendidikan. Kurikulum dapat menentukan tingkat kualitas pendidikan yang ingin dicapai. Dalam membuat kurikulum harus membuat landasan berpijak, sehingga kurikulum tersebut sejalan dengan filosofis, psikologis, dan sosial budaya masyarakat.
S. Nasotion mengemukakan dalam penyusun kurikulum biasanya didasarkan pada asas atau dasar – dasar :
a. asas filosofis
b. asas psikologis
c. asaa sosiologis
d. asas organisatoris
Dari pendapat tersebut menunjukan ciri khas kurikulum pendidikan islam tidak dapat terlepas dari nilai-nilai islami, dimana hal ini juga berdasarkan asa filosofis, asas psikologis berarti dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan dan perkembangan kpribadian dan kebutuhan anak. Dengan demikian guru dapat membuat strategi belajar yang efektif untuk mudah dipahami oleh peserta didik. Asas sosiologis berarti dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan kepentingan masyarakat. asas organisatoris yaitu bentuk penyajian bahan pelajaran yang memperhatikan bentuk pola organisasi kurikulum.


Dilihat dari organisasi kurikulu, ada tiga pola atau bentuk kurikulum, yakni :
 Saparated Subject Curriculum
 Correlated Curriculum
 Integrated Curriculum

1. Saparated Subject Curriculum
Dalam Saparated Subject Curriculum bahan dikelompokan pada mata pelajaran yang sempit, dimana antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain menjadi terpisah- pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Bentuk kurikulum dapat digambarkan sebagai berikut :






Ada beberapa keuntungan dari yang diperoleh dari bentuk kurikulum semacam ini, antara lain :
 penyajian bahan pelajaran dapat disajikan/disusun secara logis dan sistematis
 organisasinya sederhana
 mudah dievaluasi dan dites
 lebih mudah digunakan guru
 lebih tersusun dan sistematis
Sedangkan kelemahan dari bentuk kurikulum ini adalah :
 bentuk mata pelajaran yang terpisah
 tidak memperhatikan masalah-masalah sosia yang dihadapi
 kurang memperhatuikan faktor-faktor kejiwaan peserta didik
 tujuan kurikulum ini sangat terbatas
 kurang mengembangkan kemampuan berpikir.

2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Hubungan (korelasi)antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan secara :
 Insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran. contohnya, pelajaran geografi, juga di bicarakan masalh sejarah,ilmu hewan.
 hubngan yang lebih erat
 batas mata pelajaran disatukan dan di fungsikan, yakni dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, yang disebut dengan broad field.







Gambar Correlated Curriculum
Bentuk board field mempnyai kelebihan sebagai berikut :
 menunjukan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik
 dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadapadanya hubungan antara berbagai mata pelajaran
 pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mendalam
 adanya kemungkinan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
 lebih mengutamakan pada pemahaman dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta
Selain itu, broad field juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut :
 bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta didik
 pengetahuan yang diberikan tidak mendalam
 urutan penyusun dan penyajian tidak secara logis dan sistematis
 kebanyhak di antara para pendidik tidak atau kurang menguasai antar disiplin ilmu, sehingga dapat mengaburkan pemahaman peserta didik.
3. Integrated Curriculum
Dalam Integrated Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suat masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang yang mengacu pada topik tertentu.
Apa yang disajikan disekolah, disesuaikan dengan kehidupan peserta didik diluar sekolah. Pelajaran di sekolah pembantu peserta didik dalam menghadapi berbagai persoalan diluar sekolah, biasanya bentuk kurikulum semacam ini dilandaskan melaluipelajaran unit, dimana suatu unit mempunyai tujuan yang mengandungmakna bagi peserta didik yang di tuangkan dalam bentuk masalah. Untuk memecahkan masalah, peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya.
Contoh bentuk kurikulum ini dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut :










Kelebihan atau menfaat dari kriklum Integrated Curriculum adalah :
 segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat berkaitan erat
 sabgat sesuai dengan perkembnagan modern
 memungkin adanya hubungan antar sekolah dan masyarakat
 sesuai dengan demokrasi
 penyajian di sajikan sesuai dengan kemampuan individu, atau minat
Kelemahan-kelemahan Integrated Curriculum adalah
 guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini
 organisasinya tidak logis dan kurang sistematis
 terlalu memberatkan tugas-tugas guru
 kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum
 peserta didik dianggap tidak ikut serta dalam menentukan kuriklum
 sarana dan prasarana yang krang memadai.

C. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Dalam menyusun kurikulum pendidikan islam sebaiknya menggunakan bentuk correlated curriculum, yang mengintegrasikan semua mata pelajaran dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Keberadaan kurikulum hanya merupakan acuan dasar (sebagai bahan mentah) yang dijadikan bahan dasar dalam proses pembelajaran supaya lebih terarah. Acuan materi yang dikandung harus mampu menyentuh seluruh kepentingan, dimensi, visi, dan potensi peserta didik secara utuh dan bersifat universal.
Dengan demikian kurikulum pendidikan islam, harus memandang materi yang terdapat didalamnya, merpakan suatu jaringan yang senantiasa berhubungan antara satu dengan yang lainnya secara utuh dan saling ketergantungan. Oleh karena itu, pendidikan islam tidak mengenal dikotomi dalam kandungan kurikulumnya, sebagaiman terjadi dalam sistem pendidikan nasional kita sekarang ini.
Al-Ghazali berpendapat bahwa dalam kurikulum pendidikan islam terdapat dua ilmu pokok yang dijadikan materi kurikulum pendidikan islam yaitu ilmu-ilmu fardhu’ain dan ilmu-ilmu fardhu’kifayah
Ilmu-ilmu fardhu ain yang wajib dipelajari oleh semua orang islam meliputi, ilmu-ilmu agama yang bersumber dari katab suci Al-Qur’an. Materi kurikulum pendidikan islam harus bersumberkan pada Al-Qur’an dan as-Sunah. Ilmu-ilmu fardhu kifayah, yaitu ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan duniawi, seperti, matematika, fisika, kimia, dan lain sebagainya. Hal tersebut wajib dipelajari oleh semua umat islam sesuai dengan tugasnya sebagai khalifah Allah dimuka bumi yang wajib memakmurkan bumi.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, maka dalam kurikulum pendidikan islam harus tercermin identitas Al-Qur’an yang tidak memisahkan ilmu secara dikotomi antara kepentingan agama dan kepentingan dunia. Diharapkan kurikulum pendidikan islam mampu memadukan kedua ilmu tersebut secara selaras dan seimbang.
Materi-materi yang diuraikan Allah dalam kitab suci Al-Qur’an menjadi bahan pokok pelajaran yang disajikan dalam proses pendidikan islam, baik secara formal, non formal, maupn informal. Model pembelajaran dalam lembaga pendidikan islam terpadu dan dirancang sedemikian rupa sebagai model;-padu, yang di harapkan mampu memudahkan ilmu-ilmu umum dan ilmu agama.
Abdurahman al-Nahlawi mengemukakan ada sepuluh prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan islam :
a. fitrah manusia
b. tujuan pendidikan islam
c. priode perkembangan peserta didik
d. kepentingan masyarakat
e. terstruktur dan terorganisasi secara integral
f. realistis
g. metode yang digunakan hendaknya fleksibel
h. efektif
i. memperhatikantingkat perkembangan peserta didik
j. memperhatikan aspek-aspek alamiah islami
Kesepuluh prinsip tersebut sejalan dengan apa yang menjadi landasan kurikulum. dalam mengembangkan kurikulum harus sejalan dengan fitrah manusia, agar tetap berada dalam kesuciannya dan tidak menyimpang dari tujuan pendidikan islam. Kurikulum dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode yang dapat dipergnakan sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga efektif untuk mencapai tingkah laku dan emosi yang positif.
Selanjutnya Arifin mengemukakan prinsip-prinsip penyusun kurikulum pendidikan islam dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses/thruput


Al-Qur’an Produk(hasil)
Hadits yang diharapkan



sumber/bahan output

input




feedback (umpan balik)

Dengan memperhatikan agar diatas menunjukan bahwa semua materi pelajaran (ilmu-ilmu umum) harus berdasarkan dan dihubungkan dengan al-Qur’an dan al-Hadits dalam proses pembelajarannya. Agar dapat berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut, kurikulum yang harus yang mengandung nilai-nilai islami yang intrinsik dan ekstrinsik mampu merealisasikan tujuan. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan islam harus saling berkaitan dan saling menjiwai dalam mencapai produk yang dicita-citakan.
Dari beberapa prinsip yang ditawarkan tersebut diatas, bentuk kurikulum yang tepat untuk mengayomi seluruh muatan dalam pendidikan islam adalahbentuk intergrated kurikulum. Dengan bentuk yang demikian akan membantu peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal. Disisi lain peserta didik mampu menemukan arah pengembangan fitrahnya dan potensi kemanusian yang paling tepat bagi menumbuh kembangakan fungsi dan tugas kekhalifaan dimuka bumi yang akan dipertanggung jawabkanya baik kepada Allah SWT mapun kepada semua umat manusia dan alam sekitar.
Untuk mengandung langkah tersebut tentunya perlu adanya dukungan dari berbagai pihak dalam memformulasikan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Politik pemerintah sangat menentukan dalam merealisasikan langkah tersebut, karena kebijakan politik suatu negara merupakan aspek yang cukup penting dalam upaya menata sistem pendidikan islam yang baik.

Ilmu Pendidikan

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Pendidikan Islam tidak semata – mata bersasaran keagamaan, akan tetapi diharapkan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan, dapat mengembangkan ilmu pengeetahuan dan meningkatkan status ekonomi dan sosisl, sehingga umat islam dapat mandiri, mencapai keselamatandan kebahigian dalam kehidupan dunia dan akhirat. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk sumberdaya manusia yang berkeperibadian muslim, menguasai dan mengembangkan iptek dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka kurikulum pendidikan islam harus mencakup semua aspek yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Kurikulum berfungsi untuk menyediakan program pendidikan yang relevan dalam mencapai tujuan akhir pendidikan.
Kurikulum merupakan factor yang sangat pentingdalam proses pendidikan islam yang dilakukan oleh lembaga pendidikan islam. Segala hal yang harus di pahami, diketahui, dihayati, serta dilaksanakan oleh peserta didik harus ditetapkan dalam kurikulum. Hal tersebut berarti segala hal yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, harus dijabarkan dalam kurikulum.
Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.


A. Pengertian Kurikulum
Pada mulanya istilah kurikulum dijumpai dalam dunia statistic pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere yang artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Jadi kurikulum disini berarti suatu jarak perlombaan yang harus ditempuh oleh para pelari. Perkembangan selanjutnya kurikulum dipakai dalam dunia pendidikan dan pengajaran.
Dalam pandangan lama kurikulum merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan – tujuan pendidikan tertentu.
Sedangkan menurut pandangan modern kurikulum tidak sekedar rencana pelajaran. Ahmad Tafsir mengemukakan kurikulum sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa. Selanjutnya Jalaludin mengemukakan ada empat aspek kurikulum yaitu :
a. Tujuan pendidikan yang hendak dicapai
b. Materi atau bahan yang akan diberikan
c. metode yang dipakai dalam menyampaikan
d. penilaian yang dilakukan.
Kurikulum diartikan sebagai suatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan disekolah. Penekanan terletak pada pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah pengawasan atau pengarahan sekolah. Materi pelajaran, metode yang digunakan harus relevan dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga dapat dilakukan penilaian secara obyektif.
Dengan demikian aspek yang tercakup dalam kuriklum semakin luas, mencakup semua pengamalan sejauh yang terjangkau pengawasan sekolah.. proses pendidikan disekolah tidak hanya didalam kelas, akan tetapi juga dalam pergaulan peserta didik, kegiatan olahraga, pramuka, laboratorium, dan sebagainya yang diorganisir oleh sekolah.
Armai Arief menjelaskan kurikulum pendidikan islam adalah jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya, untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap anak didik. Selain itu kurikulum di pandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Makna kurikulum pendidikan islam merupakan pengertian yang dapat disamakan dengan pengertian kurikulum secara umum dengan memberikan titik fokus kepada nilai – nilai islami untuk mencapai tujuan pendidikan islam, baik di lingkungan in formal, formal maupun non formal.

B. Landasan Kurikulum Pendidikan Islam
Hakikat kurikulum menentukan jalannya suatu proses pendidikan. Kurikulum dapat menentukan tingkat kualitas pendidikan yang ingin dicapai. Dalam membuat kurikulum harus membuat landasan berpijak, sehingga kurikulum tersebut sejalan dengan filosofis, psikologis, dan sosial budaya masyarakat.
S. Nasotion mengemukakan dalam penyusun kurikulum biasanya didasarkan pada asas atau dasar – dasar :
a. asas filosofis
b. asas psikologis
c. asaa sosiologis
d. asas organisatoris
Dari pendapat tersebut menunjukan ciri khas kurikulum pendidikan islam tidak dapat terlepas dari nilai-nilai islami, dimana hal ini juga berdasarkan asa filosofis, asas psikologis berarti dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan dan perkembangan kpribadian dan kebutuhan anak. Dengan demikian guru dapat membuat strategi belajar yang efektif untuk mudah dipahami oleh peserta didik. Asas sosiologis berarti dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan kepentingan masyarakat. asas organisatoris yaitu bentuk penyajian bahan pelajaran yang memperhatikan bentuk pola organisasi kurikulum.


Dilihat dari organisasi kurikulu, ada tiga pola atau bentuk kurikulum, yakni :
 Saparated Subject Curriculum
 Correlated Curriculum
 Integrated Curriculum

1. Saparated Subject Curriculum
Dalam Saparated Subject Curriculum bahan dikelompokan pada mata pelajaran yang sempit, dimana antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain menjadi terpisah- pisah, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Bentuk kurikulum dapat digambarkan sebagai berikut :






Ada beberapa keuntungan dari yang diperoleh dari bentuk kurikulum semacam ini, antara lain :
 penyajian bahan pelajaran dapat disajikan/disusun secara logis dan sistematis
 organisasinya sederhana
 mudah dievaluasi dan dites
 lebih mudah digunakan guru
 lebih tersusun dan sistematis
Sedangkan kelemahan dari bentuk kurikulum ini adalah :
 bentuk mata pelajaran yang terpisah
 tidak memperhatikan masalah-masalah sosia yang dihadapi
 kurang memperhatuikan faktor-faktor kejiwaan peserta didik
 tujuan kurikulum ini sangat terbatas
 kurang mengembangkan kemampuan berpikir.

2. Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukan adanya suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap bidang studi tersebut.
Hubungan (korelasi)antar mata pelajaran tersebut dapat dilakukan secara :
 Insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran. contohnya, pelajaran geografi, juga di bicarakan masalh sejarah,ilmu hewan.
 hubngan yang lebih erat
 batas mata pelajaran disatukan dan di fungsikan, yakni dengan menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut, yang disebut dengan broad field.







Gambar Correlated Curriculum
Bentuk board field mempnyai kelebihan sebagai berikut :
 menunjukan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik
 dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadapadanya hubungan antara berbagai mata pelajaran
 pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mendalam
 adanya kemungkinan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
 lebih mengutamakan pada pemahaman dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta
Selain itu, broad field juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut :
 bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta didik
 pengetahuan yang diberikan tidak mendalam
 urutan penyusun dan penyajian tidak secara logis dan sistematis
 kebanyhak di antara para pendidik tidak atau kurang menguasai antar disiplin ilmu, sehingga dapat mengaburkan pemahaman peserta didik.
3. Integrated Curriculum
Dalam Integrated Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suat masalah atau topik tertentu, misalnya suatu masalah dimana semua mata pelajaran dirancang yang mengacu pada topik tertentu.
Apa yang disajikan disekolah, disesuaikan dengan kehidupan peserta didik diluar sekolah. Pelajaran di sekolah pembantu peserta didik dalam menghadapi berbagai persoalan diluar sekolah, biasanya bentuk kurikulum semacam ini dilandaskan melaluipelajaran unit, dimana suatu unit mempunyai tujuan yang mengandungmakna bagi peserta didik yang di tuangkan dalam bentuk masalah. Untuk memecahkan masalah, peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya.
Contoh bentuk kurikulum ini dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut :










Kelebihan atau menfaat dari kriklum Integrated Curriculum adalah :
 segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat berkaitan erat
 sabgat sesuai dengan perkembnagan modern
 memungkin adanya hubungan antar sekolah dan masyarakat
 sesuai dengan demokrasi
 penyajian di sajikan sesuai dengan kemampuan individu, atau minat
Kelemahan-kelemahan Integrated Curriculum adalah
 guru tidak dilatih melakukan kurikulum semacam ini
 organisasinya tidak logis dan kurang sistematis
 terlalu memberatkan tugas-tugas guru
 kurang memungkinkan untuk dilaksanakan ujian umum
 peserta didik dianggap tidak ikut serta dalam menentukan kuriklum
 sarana dan prasarana yang krang memadai.

C. Kerangka Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam
Dalam menyusun kurikulum pendidikan islam sebaiknya menggunakan bentuk correlated curriculum, yang mengintegrasikan semua mata pelajaran dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Keberadaan kurikulum hanya merupakan acuan dasar (sebagai bahan mentah) yang dijadikan bahan dasar dalam proses pembelajaran supaya lebih terarah. Acuan materi yang dikandung harus mampu menyentuh seluruh kepentingan, dimensi, visi, dan potensi peserta didik secara utuh dan bersifat universal.
Dengan demikian kurikulum pendidikan islam, harus memandang materi yang terdapat didalamnya, merpakan suatu jaringan yang senantiasa berhubungan antara satu dengan yang lainnya secara utuh dan saling ketergantungan. Oleh karena itu, pendidikan islam tidak mengenal dikotomi dalam kandungan kurikulumnya, sebagaiman terjadi dalam sistem pendidikan nasional kita sekarang ini.
Al-Ghazali berpendapat bahwa dalam kurikulum pendidikan islam terdapat dua ilmu pokok yang dijadikan materi kurikulum pendidikan islam yaitu ilmu-ilmu fardhu’ain dan ilmu-ilmu fardhu’kifayah
Ilmu-ilmu fardhu ain yang wajib dipelajari oleh semua orang islam meliputi, ilmu-ilmu agama yang bersumber dari katab suci Al-Qur’an. Materi kurikulum pendidikan islam harus bersumberkan pada Al-Qur’an dan as-Sunah. Ilmu-ilmu fardhu kifayah, yaitu ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan duniawi, seperti, matematika, fisika, kimia, dan lain sebagainya. Hal tersebut wajib dipelajari oleh semua umat islam sesuai dengan tugasnya sebagai khalifah Allah dimuka bumi yang wajib memakmurkan bumi.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, maka dalam kurikulum pendidikan islam harus tercermin identitas Al-Qur’an yang tidak memisahkan ilmu secara dikotomi antara kepentingan agama dan kepentingan dunia. Diharapkan kurikulum pendidikan islam mampu memadukan kedua ilmu tersebut secara selaras dan seimbang.
Materi-materi yang diuraikan Allah dalam kitab suci Al-Qur’an menjadi bahan pokok pelajaran yang disajikan dalam proses pendidikan islam, baik secara formal, non formal, maupn informal. Model pembelajaran dalam lembaga pendidikan islam terpadu dan dirancang sedemikian rupa sebagai model;-padu, yang di harapkan mampu memudahkan ilmu-ilmu umum dan ilmu agama.
Abdurahman al-Nahlawi mengemukakan ada sepuluh prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum pendidikan islam :
a. fitrah manusia
b. tujuan pendidikan islam
c. priode perkembangan peserta didik
d. kepentingan masyarakat
e. terstruktur dan terorganisasi secara integral
f. realistis
g. metode yang digunakan hendaknya fleksibel
h. efektif
i. memperhatikantingkat perkembangan peserta didik
j. memperhatikan aspek-aspek alamiah islami
Kesepuluh prinsip tersebut sejalan dengan apa yang menjadi landasan kurikulum. dalam mengembangkan kurikulum harus sejalan dengan fitrah manusia, agar tetap berada dalam kesuciannya dan tidak menyimpang dari tujuan pendidikan islam. Kurikulum dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode yang dapat dipergnakan sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga efektif untuk mencapai tingkah laku dan emosi yang positif.
Selanjutnya Arifin mengemukakan prinsip-prinsip penyusun kurikulum pendidikan islam dapat digambarkan sebagai berikut :
Proses/thruput


Al-Qur’an Produk(hasil)
Hadits yang diharapkan



sumber/bahan output

input




feedback (umpan balik)

Dengan memperhatikan agar diatas menunjukan bahwa semua materi pelajaran (ilmu-ilmu umum) harus berdasarkan dan dihubungkan dengan al-Qur’an dan al-Hadits dalam proses pembelajarannya. Agar dapat berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut, kurikulum yang harus yang mengandung nilai-nilai islami yang intrinsik dan ekstrinsik mampu merealisasikan tujuan. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan islam harus saling berkaitan dan saling menjiwai dalam mencapai produk yang dicita-citakan.
Dari beberapa prinsip yang ditawarkan tersebut diatas, bentuk kurikulum yang tepat untuk mengayomi seluruh muatan dalam pendidikan islam adalahbentuk intergrated kurikulum. Dengan bentuk yang demikian akan membantu peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal. Disisi lain peserta didik mampu menemukan arah pengembangan fitrahnya dan potensi kemanusian yang paling tepat bagi menumbuh kembangakan fungsi dan tugas kekhalifaan dimuka bumi yang akan dipertanggung jawabkanya baik kepada Allah SWT mapun kepada semua umat manusia dan alam sekitar.
Untuk mengandung langkah tersebut tentunya perlu adanya dukungan dari berbagai pihak dalam memformulasikan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Politik pemerintah sangat menentukan dalam merealisasikan langkah tersebut, karena kebijakan politik suatu negara merupakan aspek yang cukup penting dalam upaya menata sistem pendidikan islam yang baik.

Pemikiran Modern dalam Islam

Jamaluddin Al-Afghani

A. PENDAHULUAN

Pada akhir abad ke tiga belas Hijriah, ketika dunia Islam terperosok ke kegelapan dan dekadensi, seorang dengan pribadi yang menonjol tampil ke depan. Ia berhasil menghalau kesedihan yang meliputi suasana masa itu. Orang itu adalah Jamaluddin Al-Afghani, pemberi aba-aba bagi kebangkitan kembali Islam di abad ke sembilan belas Masehi. Dia Mu’allim yang suka berkeliling, jenius yang kreatif, cendikiawan dan orator besar, yang dengan kelebihan-kelebihan itu membangkitkan dunai Islam secara menyeluruh. Ia bergerak di Ibukota-Ibukota di berbagai Negara Islam. Disana ia memberikan kuliah dan menulis. Ia juga mengulas tulisan-tulisannya yang berhubungan dengan misinya mempersatukan umat Islam. Ketika meninggal dunia, ia meninggalkan sekelompok besar para pekerja yang tetap bersemangat meneruskan syiarnya.

Sesungguhnya tidak ada seorangpun selain Jamaluddin Al-Afghani yang secara nyata telah mempengaruhi Islam abad sembilan belas. Doktor Iqbal, pemikir besar dari dunia Timur itu, sangat menghormatinya. Berkata Iqbal, dia ahli bahasa yang sempurna, yang menguasai berbagai bahasa dari bangsa beragama Islam di dunia, yang kefasihannya berbicara diakui, yang merasuk hati. Jiwa yang tidak mau diam itu selalu mengembara dari negara Islam yang satu ke negara yang lain untuk mempengaruhi orang-orang penting di Iran, Mesir dan Turki. Beberapa ahli agama terbesar seperti Mufti Muhammad Abduh dari Mesir adalah muridnya. Ia memang tidak banyak menulis tetapi rajin berbicara, dan dengan itu ia mengubah orang-orang yang kontak dengannya menjadi seperti dirinya.[2] Tugas utama yang diembannya adalah menghimpun kembali kekuatan dunia Islam yang tercecer, serta menyingkirkan kemusyrikan dan kesulitan yang dialami oleh kaum Muslim pada zamannya. Dia sendiri bekerja keras untuk mengatasi berbagai kesulitan tersebut. Jika ia mengetahui bahwa saudara muslimnya ditimpa bencana, dengan secepat kilat dia berusaha memahami kondisi mereka, serta berupaya memberikan bantuan dan perbaikan. Dia yakin bahwa kebangkitan Islam merupakan tanggung jawab kaum Muslim, bukan tanggung jawab sang pencipta. Masa depan kaum Muslim tidak akan mulia kecuali jika mereka menjadikan diri mereka sendiri sebagai orang besar. Mereka harus bangkit dan menyingkirkan kelalaian. Mereka harus tahu realitas, melepasakan diri dari kepasrahan, dan memahami salah satu ayat Allah, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah kenikamatan yang ada pada suatu kaum sehingga mereka mengubahnya dengan diri mereka sendiri. Ayat ini telah berabad-abad tidak memberikan ilham apapun kepada kaum Muslim sehingga datang Jamaluddin Al-Afghani yang banyak menyampaikan khutbah uraian ayat ini dan mengajak mereka untuk memperbaiki sejarah dunia mereka sebelum masyarakat mereka mati. Dia mengajak umat untuk mengubah nasibnya dari periode yang suram kepada periode yang dipenuhi semangat dan kebangkitan. Jamaluddin Al-Afghani pembaharu Muslim pertama yang menggunakan term Islam dan Barat sebagai fenomena yang selalu bertentangan. Sebuah pertentangan yang justru harus dijadikan patokan berfikir kaum muslim sejak saat itu, yaitu untuk membebaskan kaum Muslim dari kekuatan dan eksploitasi yang dilakukan oleh orang-orang Eropa. Tujuan utama gerakannya ialah menyatukan pendapat semua negara-negara Islam termasuk Persia yang Syiah dibawah satu kekhalifahan, untuk mendirikan sebuah Imperium Islam yang kuat dan mampu berhadapan dengan campur tangan bangsa Eropa, oleh karena itulah, dia menyerukan niatnya ini dengan pena dan lidahnya untuk menyatukan pemikiran Islam. Dengan khutbahnya yang berapi-api, dia tidak bosan menyampaikan pemikiran tersebut, untuk membangkitkan dan membakar semangat kaum Muslim dari satu negara ke negara yang lain. Dia ingin membangunkan kesadaran mereka akan kejayaan Islam pada masa lampau yang menjadi kuat karena bersatu. Ia telah menyadarkan mereka bahwa kelemahan umat Islam sekarang ini adalah karena mereka berpecah-belah.[3]

B. Pembahasan

1. Riwayat Hidup Jamaluddin Al-Afghani Serta Pemikiran-Pemikiran Pembaharuannya

Jamaluddin al-Afghani merupakan seorang filosof, penulis, orator dan wartawan serta seorang aktivis pembaharuan dalam Islam yang tempat tinggal dan gerakannya sering berpindah dari satu negara Islam ke negara Islam lain. Pengaruh terbesar ditinggalkannya di Mesir karena selain bias pemikirannya sangat berkesan juga banyak murid-murid yang bisa menjelmakan idealisme sang tokoh dalam babak berikutnya bagi Mesir khususnya dan dunia Islam umumnya. Apalagi secara politis, keterlibatan dia dalam berbagai penggalangan Islam (Pan-Islamisme) bermula dari dukungan orang-orang yang seide dengannya. Dengan pertimbangan ini al-Afghani sudah selayaknya mendapat kehormatan untuk mengisi lembaran sejarah pemikiran Islam modern di negara piramida ini. Jamaluddin lahir di Afghanistan tahun 1839 M. dan meninggal dunia di Istambul tahun 1897 M.[4] Dia menghabiskan masa kecilnya di Afghanistan sampai meningkat dewasa. Silsilah keturunan, seperti nama depannya orang menyebut Sayyid berarti ada hubungan darah dengan Nabi melalui silsilah Imam Turmudzi (ahli Hadits) sampai ke cucunda Nabi, Husain bin Ali bin Abi Thalib. Ketika baru berusia 20 tahun, ia telah menjadi pembantu bagi pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Tahun 1864 ia menjadi penasehat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian dia diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi Perdana Menteri. Dalam pada itu, Inggris telah mulai mencampuri soal politik dalam negeri Afghanistan dan dalam pergolakan yang terjadi Al-Afghani memilih pihak yang melawan golongan yang disokong Inggris. Pihak pertama kalah dan Jamaluddin Al-Afghani merasa lebih aman meninggalkan tanah tempat lahirnya dan pergi ke India ditahun 1869.

Di India dia juga merasa tidak bebas bergerak karena negara itu telah jatuh kebawah kekuasaan Inggris, oleh karena itu ia pindah ke Mesir di tahun 1871. Ia menetap di Kairo dan pada mulanya menjauhi persoalan-persoalan politik Mesir dan memusatkan perhatian pada bidang ilmiah dan sastra Arab. Rumah tempat ia tinggal menjadi tempat pertemuan murid-murid dan pengikut-pengikutnya. Disanalah dia memberikan kuliah dan mengadakan diskusi. Menurut keterangan Muhammad Salam Madkur[5], para peserta terdiri atas orang-orang terkemuka dalam bidang pengadilan, dosen-dosen, mahasiswa dari Al-Azhar serta perguruan-perguruan tinggi lain dan juga pegawai-pegawai pemerintah. Diantara murid-murid Jamaluddin Al-Afghani itu ada yang kemudian menjadi pemimpin kenamaan di Mesir seperti Muhammad Abduh dan Sa’ad Zahglul, pemimpin kemerdekaan Mesir.

Tetapi dia tidak lama dapat meninggalkan lapangan politik. Ditahun 1876 turut campur tangan Inggris dalam soal politik di Mesir makin meningkat. Untuk dapat bergaul dengan orang-orang politik di Mesir ia memasuki perkumpulan Freemason Mesir. Diantara anggota perkumpulan ini terdapat putra mahkota Taufiq. Diketika itu ide-ide baru yang disiarkan al-Tahtawi melalui buku-buku terjemahan dan karangannya, telah mulai meluas dikalangan masyarakat Mesir, diantaranya trias political dan patriotisme . telah matang waktunya untuk membentuk suatu partai politik, maka pada tahun 1879 atas usaha Jamaluddin Al-Afghani terbentuklah partai Al-Hizbut Al-Watani (Partai Nasional). Slogan Mesir untuk orang Mesir mulai kedengaran. Tujuan partai ini selanjutnya ialah memperjuangkan pendidikan universal, kemerdekaan pers dan pemasukan unsur-unsur Mesir ke dalam posisis dalam bidang militer.

Atas sokongan partai ini, Jamaluddin Al-Afghani berusaha menggulingkan kerajaan Mesir yang berkuasa di waktu itu, yakni Khedewi Ismail untuk diganti dengan putra mahkota Taufiq. Yang tersebut akhir ini berjanji mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang dituntut Al-Hizbut al-Watani. Tetapi setelah menjadi Khadewi, Taufiq atas tekanan Inggris mengusir Jamaluddin Al-Afghani keluar dari Mesir di tahun 1879. Masa delapan tahun menetap di Mesir itu menurut pihak Mesir sendiri mempunyai pengaruh yang tidak kecil bagi umat Islam di sana. Menurut M. S. Madkur, Jamaluddin Al-Afghanilah yang membangkitkan gerakan berfikir di Mesir sehingga negara ini dapat mencapai kemajuan. Mesir modern, demikian Madkur, adalah hasil dari usaha-usaha Jamaluddin Al-Afghani.[6]

Selama di Mesir Jamaluddin Al-Afghani mengajukan konsep-konsep pembaharuan, antara lain yang pokok:

1. Musuh utama adalah penjajah (barat), hal ini tidak lain dari lanjutan perang salib.

2. Umat Islam harus menentang penjajahan dimana dan kapan saja.

3. Untuk mencapai tujuan itu, umat Islam harus bersatu (Pan Islamisme).

Pan Islamisme bukan berarti leburnya kerajaan-kerajaan Islam menjadi satu, tetapi mereka harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerjasama. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam. Persatuan Islam hanya dapat dicapai bila berada dalam kesatuan pandangan dan kembali kepada ajaran Islam yang murni yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

Untuk mencapai usaha-usaha tersebut diatas:

1. Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan ketakhayulan.

2. Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat atau derajat budi luhur.

3. Rukun Iman harus betul-betul menjadi pandangan hidup, dan kehidupan manusia bukan sekedar ikutan belaka.

4. Setiap generasi umat harus ada lapisan istimewa untuk memberikan pengajaran dan pendidikan pada manusia-manusia yang bodoh dan juga memerangi hawa nafsu jahat dan juga menegakkan kedisiplinan.[7]

Dari Mesir Jamaluddin Al-Afghani pergi ke Paris dan disini ia dirikan Perkumpulan Al-‘Urwah al-Wusqa. Anggotanya terdiri atas orang-orang Islam dari India, Mesir, Suriah, Afrika Utara, dan lain-lain. Diantara tujuan yang hendak dicapai adalah memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam dan membawa umat Islam kepada kemajuan. Majalah Al-‘Urwah al-Wusqa, yang diterbitkan perkumpulan ini cukup terkenal, juga di Indonesia, tapi tidak berumur panjang hanya kurang lebih 10 bulan yaitu sejak terbitan pertama 13 Maret 1884 dan nomor 18 terakhir terbit oktober 1884 (sebanyak 18 edisi).[8] Penerbitannya terpaksa dihentikan karena dunia barat melarang beredar ke negara-negara Islam yang berada di bawah kekuasaan mereka.

Adapun tujuan dari majalah yang dipaparkan itu pada nomor-nomornya yang pertama adalah:

1. Menerangkan tentang kewajiban yang harus dilakukan oleh bangsa-bangsa timur yang karena kemalasannya menyebabkan keruntuhan dan kelemahan, menunjukkan jalan yang harus ditempuh oleh mereka untuk memperbaiki keadaan mereka. Uraian itu diikuti penjelasan dan sebab-sebab dan hal-hal yang menyebabkan rusaknya keadaan mereka dan gelapnya jalan yang harus mereka tempuh. Juga disertai dengan menghilangkan pandangan-pandangan keliru yang menimpa mereka.

2. Mengisi jiwa mereka dengan harapan untuk mencapai kemenangan dan menghilangkan rasa putus asa.

3. mengajak mereka berpegang teguh pada pokok-pokok ajaran yang besar yang diberikan nenek moyang mereka, dan menunjukkan bahwa poko-pokok ajaran itu pulalah yang dipegang Negara-negara asing yang sekarang ini menjadi perkasa.

4. menolak apa yang dituduhkan kepada bangsa-bangsa timur umumnya dan umat Islam khususnya bahwa umat Islam tidak akan maju dalam kebudayaan selama mereka masih memegang kepada ajaran mereka.

5. memberi informasi kepada bangsa-bangsa timur tentang peristiwa-peristiwa politik umum dan khusus yang seharusnya menjadi perhatian mereka.

6. memperkokoh hubungan antara umat Islam dan memperkokoh persahabatan di dalam individu-individu mereka dan mengamankan kemanfaatan-kemanfaatan yang bisa diperoleh umat Islam, dan mendukung politik luar negeri yang tidak cenderung untuk mengkhianati dan mengurangi hak-hak bangsa Timur.[9]

Tahun 1889 Al-Afghani diundang datang ke Persia untuk menolong mencari penyelesaian tentang persengketaan Rusia-Persia yang timbul karena politik pro Inggris yang dianut pemerintah Persia ketika itu. Al-Afghani tidak setuju dengan pemberian konsesi-konsesi kepada Inggris dan akhirnya timbul perselisihan paham antara Jamaluddin Al-Afghani dan Syah Nasir al-Din. Jamaluddin Al-Afghani melihat bahwa Syah perlu digulingkan, tetapi sebelum sempat menjatuhkan ia telah dipaksa keluar dari Persia. Di tahun 1896, Syah dibunuh oleh seorang pengikut Al-Afghani.

Atas undangan Sultan Abdul Hamid, Jamaluddin Al-Afghani selanjutnya pindah ke Istambul di tahun 1892. Pengaruhnya yang besar di berbagai negara Islam diperlukan dalam rangka pelaksanaan politik Islam yang direncanakan Istambul. Bantuan dari negara-negara Islam sangat dibutuhkan sulthan Abdul Hamid untuk menentang Eropah yang diwaktu itu telah kian mendesak kedudukan kerajaan Utsmani di Timur Tengah.[10]

Walau kerjasama antara Jamaludin Al-Afghani sebagai pemimpin yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang demokratis tentang pemerintahan dengan Abdul Hamid sudah berjalan baik, namun selaku sulthan ia masih mempertahankan kekuasaan otokrasi lama, sehingga hasil maksimal dari kerjasama itu tidak bisa tercapai sepenuhnya. Apalagi sulthan nampaknya takut akan pengaruh Jamaluddin Al-Afghani yang demikian besar, kebebasannya dibatasi sulthan dan ia tidak dapat keluar dari Istambul. Ia tetap tinggal disana sampai ia wafat di tahun 1897, pada lahirnya sebagai tamu yang mendapat penghormatan, tetapi pada hakekatnya sebagai tahanan sulthan.

Melihat kepada kegiatan politik yang sedemikian besar di daerah yang demikian luas, pada hakekatnyalah kalau dikatakan bahwa Jamaluddin Al-Afghani lebih banyak bersifat pemimpin politik daripada pemimpin dan pemikir pembaharuan dalam Islam. Tidaklah salah kalau Stoddard mengatakan bahwa ia lebih banyak memikirkan masalah politik daripada masalah keagamaan.[11]

Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa ia berkiprah di bidang politik itu juga karena motivasi agama, dengan begitu kepedulian Jamaluddin Al-Afghani terhadap politik telah memupus anggapan dunia Barat tentang tokoh Islam yang hanya punya perhatian terhadap agama tanpa peduli dengan bidang lain.

Pemikiran pembaharuannya berdasar atas keyakinan bahwa Islam adalah yang sesuai untuk semua bangsa, semua zaman dan semua keadaan. Kalau kelihatan ada pertentang antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi yang dibawa perubahan zaman dan perubahan kondisi, penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi baru tentang ajaran-ajaran Islam seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an dan hadits. Untuk interpretasi itu diperlukan ijtihad dan pintu ijtihad baginya terbuka.

Kemunduran umat Islam bukanlah karena Islam sebagaimana dianggap tidak sesuai dengan perubahan zaman dan kondisi baru, umat Islam mundur, karena telah meninggalkan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran-ajaran yang datang dari luar lagi asing bagi Islam. Ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya hanya tinggal dalam ucapan dan diatas kertas. Sebahagian dari ajaran-ajaran asing itu dibawa orang-orang yang berpura-pura bersikap suci, sebagian lain oleh orang-orang yang mempunyai keyakinan-keyakinan menyesatkan dan sebahagian lagi oleh hadits-hadist buatan. Paham Qadha dan Qadar umpamanya demikian menurut Jamaluddin Al-Afghani telah dirusak dan dirubah menjadi fatalisme, yang membawa umat Islam kepada keadaan statis. Qadha dan Qadar sebenarnya mengandung arti bahwa segala sesuatu terjadi menurut ketentuan sebab musabab. Kemauan manusia merupakan salah satu dari mata rantai sebab musabab itu. Dimasa yang silam keyakinan pada qadha dan qadar serupa ini memupuk keberanian dan kesabaran umat Islam untuk menghadapi segala macam bahaya dan kesukaran. Karena percaya pada qadha dan qadar inilah maka umat Islam di masa yang lalu bersifat dinamis dan dapat menimbulkan peradaban yang tinggi.[12] Suatu sebab lain lagi ialah salah pengertian tentang maksud hadits yang mengatakan bahwa umat Islam akan mengalami kemunduran di akhir zaman. Salah pengertian ini membuat umat Islam tidak berusaha mengubah nasib mereka.

Sebab-sebab kemunduran yang bersifat politis ialah perpecahan yang terdapat di kalangan umat Islam, pemerintahan Absolut, mempercayakan pimpinan umat kepada orang-orang yang tidak dapat dipercayai, mengabaikan masalah pertahanan militer, menyerahkan administrasi negara kepada orang-orang yang tidak kompeten dan intervensi asing. Lemahnya rasa persaudaraan Islam juga merupakan sebab bagi kemunduran umat Islam. Tali persaudaraan Islam telah terputus, bukan dikalangan awam saja tetapi juga dikalangan alim ulama. Ulama Turki tidak kenal lagi pada ulama Hijaz, demikian pula ulama India tidak mempunyai hubungan dengan ulama Afghanistan. Tali persaudaraan antara raja-raja Islam juga sudah terputus. Jalan untuk memperbaiki keadaan umat Islam, menurut Jamaluddin Al-Afghani adalah melenyapkan pengertian-pengertian salah yang dianut umat pada umumnya. Hati mesti disucikan, budi pekerti luhur dihidupkan kembali dan demikian pula kesediaan berkorban untuk kepentingan umat. Dengan berpedoman pada ajaran-ajaran dasar, umat Islam akan dapat bergerak maju.

Corak pemerintahan Otokrasi harus dirubah dengan corak pemerintahan demokrasi. Kepala Negara harus mengadakan Syura dengan pemimpin-pemimpin masyarakat yang banyak mempunyai pengalaman. Pengetahuan manusia secara individual terbatas sekali. Islam dalam pendapat Al-Afghani menghendaki pemerintahan Republik yang didalamnya terdapat kebebasan mengeluarkan pendapat dan kewajiban kepala negara tunduk kepada undang-undang dasar.

Diatas segala-galanya persatuan umat Islam mesti diwujudkan kembali dengan bersatu dan mengadakan kerjasama yang erat umat Islam akan dapat kembali memperoleh kemajuan. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam.

Semasa hidupnya Jamaluddin Al-Afghani memang berusaha untuk mewujudkan persatuan itu. Yang terkandung dalam ide Pan Islam ialah persatuan seluruh umat Islam. Tetapi usahanya tidak berhasil.

Bagaimanapun ide-idenya banyak mempengaruhi pemikiran Muhammad Abduh tentang pembaharuan dalam Islam. Dan Abduh, sebagai gurunya juga mempunyai pengaruh besar di dunia Islam.

C. Penutup

Pemikiran pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani dapat disimpulkan menjadi dua:

1. Menyebarkan jiwa kebangkitan ke dunia timur sehingga dapat membangkitkan mereka dalam bidang kebudayaan, ilmu pendidikan, dan jernihnya agama, dan bersihnya akidah mereka dari reruntuhan dan akhlak mereka seperti sekarang ini, dan mengembalikan kemuliaan

2. Melawan pendudukan asing agar dunia timur kembali memperoleh kemerdekaannya, dan mengadakan hubungan satu sama lainnya untuk dapat bersama-sama melindungi diri mereka dari bahaya yang mengancam diri mereka

Dalam hidupnya Jamaluddin membawa bendera bersama. Setelah ia wafat 2 bendera itu berpisah. Setiap pembaharuan mengambil sebuah bendera, dan lainnya lagi membawa sebuah yang lain. Kedua-duanya tidak pernah berkumpul pada satu tangan pembaharu. Syekh Muhammad Abduh umpamanya muridnya yang paling besar dan yang paling cakap, meneruskan pembaharuan gurunya dalam ilmu dan kebudayaan dan tidak dalam bidang politik. Di bidang politik nampak kegiatannya dalam al-‘Urwa al-Wusqa dan sebagainya, karena dorongan Jamaluddin dan bukan karena kemauannya sendiri. Itulah sebabnya ia mengusulkan pembangunan Madrasah sebagai pengganti penerbitan majalah, untuk menggembleng calon-calon pemimpin sebagaimana tersebut diatas.

Pengembangan Materi PAI

1 .Latar Belakang

Pada dasarnya, perkembangan kurikulum di Indonesia berpijak dari perkembagan pedidikan di Indonesia itu sendiri. Dalam kurikulum nasional, semua program belajar sudah baku dan siap untuk digunakan oleh pendidik atau guru. Kurikulum yang demikian sering bersifat resmi dan dikenal dengan nama ideal curriculum,yakini kurikulum yang masih berbentuk cita-cita. Kurikulum yang masih berbentuk cita-cita ini masih perlu dikembangkan menjadi kurikulum yang berbentuk pelaksanaan, atau sering dikenal dengan actual curriculum yakni kurikulum yang dilaksanakan oleh pendidik dalam proses belajar mengajar.
Dalam menyusun kurikulum, sangatlah bergantung pada asas organisatoris, yakini bentuk penyajian bahan pelajaran atau organisasi kurikulum.
Tujuan utama organisasi kurikulum ini ialah mengembangkan kapasitas belajar untuk meguasai fakta, konsep, prinsip yang terdapat dalam mata pelajaran. Dengan demikian, spesialisasi yang merupakan ciri utama organisasi kurikulum ini sangat relative sifatnya, sebab penguraian mata pelajaran yang sedemikian terperinci hanya dapat dilakukan pada tingkat pendidikan tinggi atau dalam suatu universitas. Maka dari itu pentingnya pembentukan kurikulum organisasi dalam komponen.

2. Rumusan Masalah:
1. Sebutkan jenis organisasian kurikulum yang umum digunakan di sekolah?
2. Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi organisasian kurikulum?
3. Apa tujaun mempelajari organisasi kurikulum?

3. Tujuannya:
1. Mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum
2. Mengetahui factor yang melatar belakangi organisasi kurikulum
3. Mengetahui tujuannya




Organisasi Kurikulum

Organisasi berasal dari bahasa Inggris organization yang berakar dari Latin organiz (are), kemudian Inggris organize, yang berarti membangun (membentuk) suatu kebulatan (kesatuan) dari bagian-bagian yang berkaitan satu degan yang lain. Dilihat dari segi ini, organisasi bisa berarti keluaran (produk, output) organizing, yang bisa juga berarti organisme yang melakukan organizing. Yang dimaksud organisasi dalam bagian ini ialah organisasi dalam arti organisme tersebut.
Organisasi Kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi Kurikulum sangat erat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula
Dalam dunia pendidikan dikenal ada tiga jenis pola organisasi kurikulum, yakni sebagai berikut:
a. Separated Subject Curriculum
b. Correlated Curriculum
c. Integrated Curriculum
Setiap organisasi kurikulum ditandandai oleh cirri yang tak banyak tetapi bersifat asasi yang dapat membedakannya dari organisasi yang lain. Disamping ada ciri-ciri dan sarana yang diperlukan dari setiap organisasi kurikulum, juga setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun dalam hal-hal yang peraktis.
Pelaksanaan kurikulum dipengaruhi dan bergantung kepada banayak factor terutama sarana belajar, guru, pimpinan pendidikan orang tua murid.

A. Separated Subject Curriculum
Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran (subjects) yang terpisah-pisah satu sama lain, seakan-akan ada batas pemisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya juga antara kelas dengan kelas lainnya. Sekalipun hakikat isinya ada relasi antara mata pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lain. Mata pelajaran dalam organisasi ini dikompartmetalisasi dalam kelompok pengetahuan disiplin ilmu pengetahuan. Dalam bentuk yang tidak ekstrim penyajiannya dimungkinkan adanya sejenis relasi diantara mata pelajaran. Sebagai contoh dahulu kita pernah menyajikan mata pelajaran untuk “sekolah rakyat VI tahun” (sekarang sekolah dasar) terdiri atas ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu hewan, ilmu tubuh manusia, ilmu kesehatan dan ada juga ilmu alam. Untuk masa sekarang semua mata pelajaran tersebut diatas diintegrasikan diberikan predikat sebagai ilmu pengetahuan alam disingkat IPA.
Ada empat jenis cara menyajikan pelajaran yang sering dijumpai dalam Subject Curriculum ini, yakni:
(1) bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis
(2) organisasi kurikulum ini sederhana: mudah disusun ditambah atau mudah dikurangi jumlah pelajaran yang di perlukan.(mudah direorganisir).
(3) penilaian lebih mudah karena biasanya bahan pelajaran ditentukan berdasarkan buku-buku pelajaran tertentu sehingga dapat diadakan ujian umum atau tes hasil belajar yang beragam.
(4) kurikulum ini memudahkan guru dalam pelaksanaan pengajaran.
Sarana yang diperlukan
Untuk mengembangkan Separated Subject Curriculum yang optimal maka dalam praktek pengajaran sangat diperlukan beberapa baik personel, material, maupun pasilitas pendidikan lainnya. Tanpa tersedianya sarana yang dimaksud maka Separated Subject Curriculum kurang memperoleh hasil yang sempurna. Sarana ini antara lain sebagai berikut:
(1) guru yang terlatih dan terdidik dalam tugas-tugasnya.
(2) Setiap guru harus punya ruang kelas khusus.
(3) Lamanya waktu belajar untuk setiap mata pelajaran.
(4) Penyedian pelayanan



B. Correlated Curriculum
Pada dasarnya organisai kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada hubungan, bersangkut paut (correlated) walaupun mungkin batas-batas yang satu dengan yang lain masih dipertanyakan.
Prinsip berhubungan satu sama lain ini dapat dilaksanakan dengn beberapa cara:
(1) antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
(2) Memperbincangka masalah-masalah tertentu dalam berbagai macam pelajaran.
(3) Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan batas masing-masing
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum aktivitas ini ialah :
1. Guru
2. Gedung Sekolah
3. Perlengkapan Kelas
4. Perencanaan tidak ketat terikat pada waktu
5. Tak ada urutan tingkat kelas
C. Integrated Curriculum
Intergrated kurikulum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajran dalam bentuk unit dan keseluruhan. Dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah.
Ada dua sifat yang membedakan kurikulum inti dengan kurikulum lainnya : (1) kurikulum ini menekankan pada nilai-nilai sosial. Unsur universal dalam suatu kebudayaan memberikan stabiltas dan kesatuan pada masyarakat. Kurikulum ini sifatnya khas dengan keharusan yang disodorkan agar semua tujuan pendidikan disekolah merefleksikan keperluan utama dari system sosial. (2) Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem social dan perikehidupan social. Dalam bentuk yang murni kurikulum ini merupakan penghalusan dan penyederhanaan dari unsure-unsur kebudayaan yang dimiliki oleh semua anggota masyarakat, hokum-hukum normatif, prinsip-prinsip deskriptif, fakta dan sebagainya. Unsur ini tidak diorganisasi menurut mata pelajaran maupun ketegori perhatian melainkan dalam bentuk kategori social yang didasarkan pada lapangan utama dari aktifitas social.
Menurut Prof. Dr. S. Nasution Ma, menyatakan bahwa memang sekolah-sekolah modern sudah mulai berangsur-angsur meninggalkan kurikulum yang subject centred karena tidak menghasilkan pribadi yang harmonis.
Oleh karena itu pelajaran disusun sebagai keseluruhan yang disebut “brood-unit” dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Unit merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
2. Unit menghapus batas-batas pelajaran.
3. Unit didasarkan pada pendapat-pendapat modern mengenai cara belajar (didasrkan pada pusat minat dari anak).
4. Unit didasarka pada kebutuhab anak.
5. Unit memerlukan waktu yang lebih panjang disbanding dengan mata pelajaran yang biasa dari kurikulu tradisional.
6. Unit berasal dari “life centred” (berhubungan dengan kehidupan).
7. Unit memamfaatkan dengan wajar dari dalam diri anak yang belajar.
8. Dalam unit anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema.
9. Unit denga sengaja memajukan perkembangan social kepada anak-anak sebab benyak memberi kesemptan untuk bekerjasama dalam kelompok.
10. Unit direncanakan oleh guru dan murid.
Sarana dan fasilitas yang diperlukan untuk meleksanakan kurikulum ini ialah :
1. Pendidikan Guru
2. Keadaan Gedung
3. Fleksibilitas dalam pengelompokan siswa
4. Hubungan dengan masyarakat
5. Sekolah sebagai community centred
6. Demikianlah kita sudah menganal tiga macam pengorganisasian kurikulum yang secara singkat dapat kita sebutkan lagi ialah kurikulum yang tepisah-pisah, kurikulum yang berkorelasi dan kurikulm yang berintegrasi.
Factor Organisasi Kurikulum
Keadaan masyarakat senantiasa berubah dan mengalami kemajuan yang pesat, sehingga tentu akan memberi beban baru lagi pengembang kuriulum ( curriculum developers ), yang berperan sebagai pembuat keputusan ( decision makers ) dan memilih terhadap apa yang harus diajarkan kepada siapa. Dalam hubungan ini, Nasution (1989:34) menyatakan bahwa ada dua masalah pokok yang harus dipertimbangkan, yakni a) pengetahuan apa yang paling berharga untuk diberikan pada anak didik dalam suatu bidang studi, b) bagaimana mengorganisasi bahan itu agar anak didik dapat megusainya dengan sebaik-baiknya.
Sementara itu para pengembang kurikulum mempunyai tugas membantu mereka (para spesialis) agar memahami sepenuhnya akan tugas mereka dalam menentukan pengetahuan paling berharga tersebut. Pendekatan yang paling baik kemungkinan adalah dengan pembentuk tim yang diketahui ahli pengembang kurikulum yang juga memiliki pengetahuan yang memadai mengenai bidng studi tersebut.
Kemudian, masalah selanjutnya adalah tentang organisasi bahan yang juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Nasution mengemukakan bahwa ada semacam cara dalam mengorganisasikan bahan bagi keperluan pengajar. Salah satu caranya adalah denga mengorganisasikan bahan berdasarkan: topic, tema, kronologi, konsep, isu, logika, dan proses disiplin. Agar lebin jelas, dapat dilihat contoh sebagai berikut:
Organisasi
Bahan berdasarkan: contoh
a. Topic (biasanya digunaka dengan salah satu pendekatan lainnya atau dibagi dalam sejumlah sub topic) Perang kemerdekaan
b. tema Sebab-sebab perang kemerdekaan
c. Kronologi Tahap-tahap kemerdekaan
d. Konsep “Kemerdekaaan”
e. Isu Pengaruh perang kemerdekaan terhadap watak bangsa Indonesia
f. Logika Analisis peristiwa-peristiwa yang medukung atau menghambat btercapainya pengakuan de jure atas kemerdekaan Indonesia.
g. Proses disiplin Pandangan tentang perang kemerdekaan oleh ahli sejarah Indonesia? Ahli sejarah Belanda? Amerika Serikat? Proses dan instrumen apakah yang digunakan? Dan lain-lain.dz

Sebagai konklusi dari uraian asas organisatoris tersebut, ada tiga hal utama yang perlu diperhatiakan, yakni:
a. Tujuan Bahan Pelajaran
Mengajarkan keterampilan untuk masa sekarang atau mengajarkan keterampilan untuk keperluan masa depan, untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah, untuk mengembangkan nilai-nilai, untuk memupuk jiwa warga Negara yang baik, dan lain-lain.
b. Sarana Bahan Pelajaran
Siapa pelajar itu, apakah latar belakang pendidikan dan pengalamanya,
Sampai dimanakah tingkat .pengembangannya, bagaimana frofil kepribadian dan motivasinya, dan lain-lain
c. Pengorganisasian Bahan
Bagaimana bahan pelajaran diorganisasi:
Pemahaman mengenai asas-asas tersebut bagi para pengembang kurikulum sangat penting dalam menghasilkan kurikulum yang diharapkan.karenanya, menurut Adiwikarta (1994;101), mereka para pengembang dan pelaksana kurikulum) perlu memperhatikan 3 kecendrungan, yakni:(1) kekinian dan kedisinian (2) kemasa-depanan dan (3) kepentingan satuan pendidikan



Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa organisasi kurikulum merupakan komponen menejemen kegiatan oprasional yang perlu di koordinasikan atau direncanakan,dikontrol yang mampu memancing perhatian masyarakat dan mampu mengembangkan kapasitas belajar untuk meguasai fakta, konsep, prinsip yang terdapat dalam mata pelajaran. Dengan demikian, spesialisasi yang merupakan ciri utama organisasi kurikulum ini sangat relative sifatnya, sebab penguraian mata pelajaran yang sedemikian terperinci hanya dapat dilakukan pada tingkat pendidikan tinggi atau dalam suatu universitas. Maka dari itu pentingnya pembentukan kurikulum organisasi dalam komponen.

Sejarah Peradaban Islam

Pada Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq
Bentuk peradaban yang paling besar dan luar biasa merupakan suatu kerja besar yang dilakukan pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shidiq adalah penghimpunan Al-Quran. Abu Bakar Ash-Shidiq memerintahkan pada Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran dari pelepah kurma, kulit binatang, dan dari hafalan kaum muslimin. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk menjaga kelestarian Al-Quran setelah syahidnya beberapa orang penghafal Al-Quran pada perang Yamamah. Umar lah yang mengusulkan pertama kali penghimpunan Al-Quran ini. Sejak itulah Al-Quran dikumpulkan dalam satu mushaf. Inilah untuk pertama kalinya Al-Quran dihimpun. Selain itu, peradaban islam yang terjadi pada praktik pemerintahan Abu Bakar terbagi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
a)Dalam bidang pranata social ekonomi adalah mewujudkan keadilan dan kesejahteraan social rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini, ia mengelola zakat, infak, dan sedekan yang berasal dari kaum muslimin, ghanimah harta rampasan perang dan jizyah dari warga negara non-muslim sebagai sumber pendapatan.
Penghasilan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapat negara ini dibagikan untuk kesejahteraan para tentara, gaji para pegawai negara, dan kepada rakyat yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan Al-Quran.
b)Praktik pemerintahan khalifah Abu Bakar terpenting lainnya adalah suksesi kepemimpinan atas inisiatifnya sendiri dengan menunjuk Umar bin Khaththab. Faktor utama Abu Bakar memilih Umar bin khaththab, dikhawatirkan terulang kembali peristiwa yang sangat menegangkan di Tsaqifah Bani Saidah yang nyaris menyulut umat islam kejurang perpecahan, bila tidak menunjuk seseorang yang akan menggantikannya. Jadi, dengan jalan penunjukan itu, ia ingin kepastian yang akan menggantikannya sehingga hala-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi menimpa umat islam. Artinya, dari segi politik dan pertahanan keamanan, Abu Bakar menghendaki adanya stabilitas politik dan keamanan bila pergantian pimpinan tiba saatnya. Mengapa pilihannya jatuh kepada umar? Karena menurut pendapatnya, Umar adalah sahabat senior yang mampu dan bijaksana memimpin negara. Lagi pula, Umar disegani oleh rakyat dan mempunyai sifat-sifat terpuji. Penunjukan itu terjadi ketika Abu Bakar mendadak jatuh sakit pada tahun ketiga masa jabatannya.

Selasa, 02 November 2010

Ilmu riyadiyhat


Ilmu riayadiyat adalah imu yang mempelajari atau yang membahas tentang ilmu pasti.Misalnya ilmu kimia, ilmiu hitung (arithmatiks) ilmu fisiska, Ilmu biologi, Ilmu geografi, dan lain-lain.
Ilmu pasti telah meninggalkan jejak-jejak bagian orng islam yang tidak dapat dihapuskan dalam perkembanganya  Istilah-istilah agebra (aljabar), Zero, titik nol, dan sebagainya Adalah bagian dari bahasa Arab. 
Sifat asli dari ilmu islam ini adalah teanan yang diberikan pada percobaan dan penelitian tanpa perasangka –perasangka. Cara Arab adalah sangat unik dan gaib. Para pengarang telah memulai pelajaran imu-ilmu merekadengan persiapan-persiapan kamus yang digolongkan tentang istilah-istilah tehnisYang telah didapatkan di dalam bahasa mereka sendiri.Dengan kebiasaan yang luar biasa , lama membongkar semua kitab puisi dan prosa untuk mengumpukan istilah-istilah dengan kutipan-kutipan  yang berguna di dalam masing- masing cabang dengan terpisah sebagaimana ilmu kimia, ilmiu hitung (arithmatiks) ilmu fisiska, Ilmu biologi, Ilmu geografi, dan lain-lain.Tiap-tiap generasi yang berganti-ganti telah meninjau kembali karya-karya orang terdahulu untuk menambahkan disitu sesuatu yang baru.
Semua ilmu-ilmu tersebut membahas dan mengkaji berbagai materi (benda) alam yang ada di bumi. Pembahasan mengenai ilmu ilmu tersebut akan kemukakan dalm pembahasan berikut ini :
  1. Ilmu Kimia
Kata kimia berasal dari bahasa Yunani yang dipakai oeh bahasa Arab pada awal peradaban islam, tetapi pengertianya terbatas kepada eliksir (bahan kimia) yang digunakan untuk mengubah ogam murah menjadi emas dan perak. Karena itulah maka pengertian kimia menurut orang-orang  dahulu adalah mengubah benda-benda alam seperti barang tambang dan lainnya. Menjadi bagian-bagian yang  utama ,yakni menjadi unsur-unsur awal mula pembentukannya melalui prses pencairan , sublimasi (pemurnian), dan destilasi (penyntigan) dengan caramengubah bentuk nya yang bersifat alami yang melalui penetesan zat kimia yang mereka sebut dengan eliskir. Sedangkan pengertian kimia dalam pandangan masyarakat modern dewasa ini adalah ilmu yang membahas tentang berbagai karakter benda benda alam melalui proses kimiawi. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwailmu kimia merupakan dasar teknogi dan industri yang sangat mencengangkan sebagaimana yang kita saksika dewasa ini.